Mendapatkan passion seringkali membutuhkan waktu lama dan kerja keras serta perenungan mendalam. Dia tidak hadir dengan sendirinya, dia hadir kadang tidak diduga, dia hadir kadang dalam peristiwa-peristiwa kecil yang sangat penting, mengena dalam hati, dalam satu atau beberapa peristiwa kehidupan. Ada ragam passion yang bertebaran di dunia ini bila kita mencermati. Tapi apakah kita akan memilih semuanya? Tentu tidak. Manusia itu unik, tapi diantara banyak keunikkannya itu selalu ada satu hal yang paling disukainya. Selalu ada passion yang paling disenangi untuk digelutinya.
Mencari jadi diri adalah salah satu
jalan menuju kesana. Pencarian ini dalam perjalanan hidup kebanyakan
kita, kita dapati sejalan dengan penempuhan kita dalam suatu pendidikan.
Walaupun tidak menepis ada di luar pendidikan kita bisa menemukan ia.
Pendidikan pun tidak sesimpel itu, banyak ragam pula ada di sana. Di
dalam pendidikan ada ilmu pengetahuan yang dipelajari. Pada titik akhir
semunya itu bermuara pada makin bijak dan arif nya kita dalam menjalani
kehidupan ini.
Ilmu pengetahuan itu bisa saya golongkan
kedalam dua cabang yaitu humaniora dan eksakta. Masing-masing dari
mereka berbeda. Humaniora adalah ilmu-ilmu yang membicarakan mengenai
perihal-perihal sosial yang pernah, sedang dan akan terjadi utamanya
yang menyangkut manusia secara langsungi. sedang Eksakta mempelajari
hal-hal yang kecenderungan besar tentang persinggunganya dengan manusia
secara tidak langsung.
Beberapa hari ini saya memperhatikan,
dan berpikir kembali akan peristiwa-peristiwa yang terlintas didepan
saya. Dan ini seketika membuatku sedikit berkontemplasi dalam upaya
memahami sedikit akan hakikat bermasyarakat, berkehidupan. Saya adalah
orang yang sejak kecil hingga sekarang hidup dalam naungan ilmu-ilmu
Eksakta. Menurutku ilmu eksakta ini bisa membuat orang jauh dari
kenyataan. Lihat saja dia banyak mempelajari teknologi, mahluk hidup
baik itu manusia dan bukan manusia tapi bukan mahluk abstrak
.
.
Sampailah saya pada pada peristiwa
penting itu. Beberapa hari ini, saya banyak membaca, melihat,
memperhatikan dan memikirkan tentang manusia. Terutama mengenai hidup
dan matinya. Begitu gampang orang kehilangan nyawa. Begitu gampang
kekuasaan digunakan. Atas nama ideologi yang dibela segalanya menjadi
halal. Begitu mudahnya mencemooh, menghina, mengkafirkan, orang lain.
Oleh karena itu, kredit tersendiri
kuberikan kepada mereka-mereka yang dekat di lingkungan ini.
Mereka-mereka yang bergerak merelai simpul-simpul yang kusut. Membuka
tabir yang tertutup rapat. Yang pasti dengan kerja dan usaha
sungguh-sungguh dan tak sedikit mengorbankan diri mereka sendiri.
Perjuangan Nyawa demi membebaskan nyawa, Face to Face, Man to Man
inilah saya sebut mereka Gentleman, Pahlawan, Hero dan berbagai macam
sebutan lainnya.
Kalau mau menyebut pekerjaan mereka,
termasuk didalamnya adalah penggiat HAM (membongkar kejahatan HAM),
Pemikir (Merncerahkan dogma-dogma sesat), Pahlawan (melindungi bangsa
dan negara). Salah satu diantara semua itu adalah my passion. Maju
ditengah-tengah mereka untuk sama-sama bergerak menerobos tirani,
primordialisme, kebodohan, kemiskinan dan kemelaratan. Yang tujuan
akhirnya adalah perdamaian sesama manusia, terciptanya kedamaian dunia
dan kesejahteraan manusia setinggi-tingginya.
No Response to "Pahlawan Sejati Kehidupan"
Posting Komentar