Translate

Kamis, 01 November 2012

Pahlawan Sejati Kehidupan

0

Mendapatkan passion seringkali membutuhkan waktu lama dan kerja keras serta perenungan mendalam. Dia tidak hadir dengan sendirinya, dia hadir kadang tidak diduga, dia hadir kadang dalam peristiwa-peristiwa kecil yang sangat penting, mengena dalam hati, dalam satu atau beberapa peristiwa kehidupan. Ada ragam passion yang bertebaran di dunia ini bila kita mencermati. Tapi apakah kita akan memilih semuanya? Tentu tidak. Manusia itu unik, tapi diantara banyak keunikkannya itu selalu ada satu hal yang paling disukainya. Selalu ada passion yang paling disenangi untuk digelutinya.
Mencari jadi diri adalah salah satu jalan menuju kesana. Pencarian ini dalam perjalanan hidup kebanyakan kita, kita dapati sejalan dengan penempuhan kita dalam suatu pendidikan. Walaupun tidak menepis ada di luar pendidikan kita bisa menemukan ia. Pendidikan pun tidak sesimpel itu, banyak ragam pula ada di sana. Di dalam pendidikan ada ilmu pengetahuan yang dipelajari. Pada titik akhir semunya itu bermuara pada makin bijak dan arif nya kita dalam menjalani kehidupan ini.
Ilmu pengetahuan itu bisa saya golongkan kedalam dua cabang yaitu humaniora dan eksakta. Masing-masing dari mereka berbeda. Humaniora adalah ilmu-ilmu yang membicarakan mengenai perihal-perihal sosial yang pernah, sedang dan akan terjadi utamanya yang menyangkut manusia secara langsungi. sedang Eksakta mempelajari hal-hal yang kecenderungan besar tentang persinggunganya dengan manusia secara tidak langsung.
Beberapa hari ini saya memperhatikan, dan berpikir kembali akan peristiwa-peristiwa yang terlintas didepan saya. Dan ini seketika membuatku sedikit berkontemplasi dalam upaya memahami sedikit akan hakikat bermasyarakat, berkehidupan. Saya adalah orang yang sejak kecil hingga sekarang hidup dalam naungan ilmu-ilmu Eksakta. Menurutku ilmu eksakta ini bisa membuat orang jauh dari kenyataan. Lihat saja dia banyak mempelajari teknologi, mahluk hidup baik itu manusia dan bukan manusia tapi bukan mahluk abstrak
.
Sampailah saya pada pada peristiwa penting itu. Beberapa hari ini, saya banyak membaca, melihat, memperhatikan dan memikirkan tentang manusia. Terutama mengenai hidup dan matinya. Begitu gampang orang kehilangan nyawa. Begitu gampang kekuasaan digunakan. Atas nama ideologi yang dibela segalanya menjadi halal. Begitu mudahnya mencemooh, menghina, mengkafirkan, orang lain.
Oleh karena itu, kredit tersendiri kuberikan kepada mereka-mereka yang dekat di lingkungan ini. Mereka-mereka yang bergerak merelai simpul-simpul yang kusut. Membuka tabir yang tertutup rapat. Yang pasti dengan kerja dan usaha sungguh-sungguh dan tak sedikit mengorbankan diri mereka sendiri. Perjuangan Nyawa demi membebaskan nyawa, Face to Face, Man to Man  inilah saya sebut mereka Gentleman, Pahlawan, Hero dan berbagai macam sebutan lainnya.
Kalau mau menyebut pekerjaan mereka, termasuk didalamnya adalah penggiat HAM (membongkar kejahatan HAM), Pemikir (Merncerahkan dogma-dogma sesat), Pahlawan (melindungi bangsa dan negara). Salah satu diantara semua itu adalah my passion. Maju ditengah-tengah mereka untuk sama-sama bergerak menerobos tirani, primordialisme, kebodohan, kemiskinan dan kemelaratan.  Yang tujuan akhirnya adalah perdamaian sesama manusia, terciptanya kedamaian dunia dan kesejahteraan manusia setinggi-tingginya.

No Response to "Pahlawan Sejati Kehidupan"

Posting Komentar